Beranda Keluarga Tak Perlu Menganggap Tabu Bicara Seksualitas dengan Anak

Tak Perlu Menganggap Tabu Bicara Seksualitas dengan Anak

117
0

Meski jaman sudah semakin modern, sampai saat ini masih banyak orang tua yang menganggap tabu ketika membicarakan tentang seks dengan anaknya. Alih-alih menganggap anak belum waktunya untuk belajar tentang seksual, banyak orang tua yang justru membiarkan anaknya mencari informasi tentang seks pada sumber yang kadang keliru.

Orang tua memiliki peran utama dalam tumbuh kembang seorang anak, baik perkembangan secara fisik maupun psikologis anak. Seorang anak menghabiskan lebih banyak waktunya bersama dengan orang tuanya, dibandingkan dengan waktu belajar di sekolah. Karena itu orang tua harus bisa mengambil peran dalam mendampingi proses pembelajaran yang dibutuhkan sang anak, salah satunya tentang pendidikan seksual.

Selain faktor biologis karena perkembangan hormon, faktor psikologis juga berpengaruh besar terhadap perkembangan seksualitasnya ketika menginjak masa remaja. Anak akan memiliki rasa keingintahuan yang besar dan dorongan untuk memenuhinya. Jika tidak mendapatkan sumber informasi yang tepat, posisi anak akan menjadi rentan terhadap pengaruh buruk yang mungkin didapatkan dari lingkungannya.

Perkembangan teknologi dengan beragam perangkat pendukungnya yang tidak bisa terbendung lagi. Menjadikan anak-anak pada jaman modern ini sudah tidak lagi asing dengan gadget dan internet. Hal ini memudahkan anak-anak untuk mengakses segala macam informasi tanpa ada filter yang baik.

Sayangnya, masih banyak orang tua dan guru yang belum bisa memahami posisi rentan anak-anak terhadap pengaruh buruk dari informasi yang mungkin mereka dapatkan dari internet.

Gagal Paham Pemanfaatan Teknologi dalam Dunia Pendidikan
Belakangan ini banyak orang tua yang mulai resah karena anak-anak mereka sering pergi ke warung internet alias warnet. Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) harus ke warnet, demi bisa mengakses internet untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah.

Tanpa kontrol dari guru dan tanpa pendampingan dari orang tua, anak-anak ini bebas berselancar di dunia maya. Dengan alasan mengerjakan tugas dari gurunya. Pada kondisi seperti ini posisi anak menjadi rentan mendapatkan pengaruh buruk yang mungkin dengan sengaja atau tidak mereka dapatkan dari internet.

Informasi tentang seks misalnya, sangat mudah diakses di internet. Bahkan tak jarang, komputer-komputer yang digunakan di warnet menyimpan berkas-berkas yang berhubungan dengan pornografi. Tentu saja hal seperti ini sangat berbahaya bagi anak, mereka berpotensi mendapatkan informasi yang salah tentang seksual.

Pemerkosaan, perilaku seks yang menyimpang, hingga seks bebas, berpotensi terjadi pada anak yang mendapatkan pengaruh buruk dari penggunaan teknologi. Orang tua dan guru di sekolah harus paham betul dengan kondisi seperti ini. Anak-anak tidak boleh dibiarkan mengakses internet sendiri tanpa adanya pendampingan dari orang tua atau guru.

Guru seharusnya tidak menjadi gagal paham dengan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak. Alih-alih ingin menjadikan anak akrab dengan teknologi, agar tidak disebut gagap teknologi. Namun tugas sekolah yang diberikan justru membuat anak-anak rentan pada pengaruh buruk yang mungkin mereka dapatkan.

Orang Tua Harus Mengambil Peran dalam Pendidikan Tentang Seks bagi Anak
Pergaulan, media, dan teknologi memiliki pengaruh besar terhadap maraknya kejadian kekerasan seksual pada anak. Hal ini terjadi karena kurangnya filter yang menyaring informasi tentang seks yang didapatkan oleh anak-anak.

Di sisi lain, masih banyak orang tua yang menganggap tabu ketika harus bediskusi dan atau membicarakan tentang seks bersama dengan anaknya. Kesadaran akan pentingnya memberikan pendidikan seksual pada anak bisa dibilang masih sangat rendah. Hal ini semakin diperparah dengan perhatian orangtua yang kurang peka, khususnya pada perubahan perilaku anaknya pada saat menginjak usia remaja.

Selain hormon yang terus berkembang dalam diri seorang anak ketika mulai menginjak masa remaja, sistim organ reproduksi yang dimiliki juga akan mengalami perkembangan secara alami. Hal seperti ini merupakan perkembangan fisik yang akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi seorang anak. Jika tidak memperoleh informasi yang tepat untuk menjawab rasa ingin tahunya yang besar, anak-anak berpotensi salah dalam memahami tentang seksual.

Orang tua harus bisa mengambil peran dalam pengenalan terhadap fungsi-fungsi alat reproduksi yang dimiliki oleh anak laki-laki maupun perempuan. Sebagai contoh dalam diskusi keluarga juga memberikan pemahaman tentang peran sosial yang dimiliki oleh anak, memantau pergaulan anak, dan memberikan pemahaman seksual yang baik pada anak.

Dengan pendidikan seks yang baik, anak-anak akan mendapatkan pemahaman tentang seksual dari sumber informasi yang tepat. Ini akan mampu mencegah seorang anak melakukan perilaku menyimpang yang menjadi dampak dari pemahaman yang keliru tentang seks.

Tidak perlu menganggap tabu membicarakan tentang seks dengan anak. Dalam masa tumbuh-kembang, seorang anak membutuhkan pendampingan dari orang tuanya, termasuk pemahaman tentang seks yang baik dan benar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here