Cinta adalah anugerah yang diberikan kepada sepasang kekasih untuk saling mengasihi dan menyayangi. Tanpa alasan, tanpa kepentingan, saling menerima apa adanya dan berlandaskan pada sebuah ketulusan.
Tapi makna cinta yang demikian sering kali harus berubah, ketika sebuah hubungan akan beranjak pada hubungan yang lebih serius atau menikah. Menikah bukan hanya tentang urusan sepasang kekasih, karena menikah akan melibatkan keluarga dari masing-masing pihak.
Pihak yang tentunya akan ikut mengambil peran adalah orang tua maupun calon mertua. Meski sudah bukan lagi jaman Siti Nurbaya, tapi pada kenyataannya masih banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya pada anak.
Restu calon mertua sering kali harus didapatkan dengan syarat-syarat tertentu. Dan sering menjadi penghambat, hingga bisa menjadi penyebab gagalnya rencana untuk menikah.
Perbedaan keyakinan sering menjadi persoalan
Seseorang tidak pernah tahu dia akan jatuh cinta kepada siapa, tapi perbedaan keyakinan sering menjadi syarat restu orang tua pada anaknya.
Pada agama tertentu, ada kewajiban pasangan yang hendak menikah harus memiliki keyakinan yang sama.
Hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagi calon mertua, hingga kadang harus melarang anaknya menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan. Meski cinta tidak pernah mengenal perbedaan keyakinan, tapi restu orang tua sering kali berkata lain.
Status sosial sering dianggap sebagai jaminan masa depan
Kaya atau miskin, dari kalangan ningrat atau bukan, punya penghasilan tetap atau tidak, hal seperti ini sering menjadi pertimbangan calon mertua untuk merestui hubungan anaknya. Status sosial sering dianggap sebagai jaminan untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Situasi seperti ini banyak dialami oleh pihak laki-laki yang hendak melamar calon istrinya.
Tak jarang, calon mertua tidak mau memberikan restu karena menganggap laki-laki yang hendak menikahi anaknya dianggap tidak satu level atau tidak lebih baik dengan keluarganya. Dalam situasi seperti ini, mau tidak mau kamu dan pasanganmu harus bisa meyakinkan orang tua masing-masing.
Apa yang akan terjadi di masa depan tidak pernah ada yang bisa mengetahuinya. Tapi kenyataannya, masih banyak orang tua yang berpikir bisa menentukan masa depan anaknya sesuai dengan kehendaknya.
Ingin selalu bisa dekat dengan anak meski sudah menikah
Meski jaman sudah modern, kemajuan teknologi membuat jarak bukan lagi hambatan. Namun jarak tempat tinggal, masih sering menjadi pertimbangan bagi sebagian calon mertua untuk memberikan restu pada anaknya.
Ingin selalu dekat dengan anak, ingin bisa ikut merawat cucu, agar selalu mudah saat kumpul dengan keluarga besar, alasan ini yang sering menjadi syarat orang tua untuk merestui anaknya. Masalah seperti ini pula yang sering menghambat pasangan kekasih untuk bisa mandiri setelah menikah. Karena pastinya akan selalu ada ikut campur orang tua pada hubungan suami istri dan keluarga baru yang sedang dibangun.